Pentingnya Edukasi HKSR bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas
bloggerkalong.com - Di Indonesia, Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) merupakan isu yang dapat bilang cukup pelik. HKSR kerap kali dianggap masih tabu untuk dibicarakan serta masih dianggap tidak wajar jika dimunculkan dalam masyarakat.
Padahal, harus disadari oleh masyarakat luas jika seksualitas dan reproduksi merupakan pengalaman tiap individu sehingga setiap individu berhak mengetahui dan memahami apa yang terbaik bagi tubuh mereka.
Di kalangan remaja sendiri, kesehatan seksual dan reproduksi juga cenderung terabaikan karena terdapat kesalah pahaman jika remaja tidak boleh menjadi makhluk seksual, kecuali pada kelompok tertentu, misalnya mereka yang sudah menikah atau di atas usia tertentu.
Edukasi HKSR bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas
Berbeda dengan orang dewasa, remaja juga sering dinilai belum cukup matang dan pantas untuk mendiskusikan tentang masalah seksualitasnya. Pandangan ini berseberangan dengan fakta di lapangan dimana remaja memiliki risiko seksual yang sama dengan orang dewasa.
Oleh sebab itulah pentingnya membekali remaja dengan edukasi dan sosialisasi yang memadai terkait HKSR bagi OYPMK dan remaja disabilitas. Isu HKSR di kalangan remaja disabilitas dan OYPMK ini perlu memperoleh perhatian khusus baik pemerintah maupun masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, NLR Indonesia melalui Ruang Publik KBR mengadakan talkshow yang membahas tema "Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas" dengan menghadirkan tiga narasumber:
- Westiani Agustin - Founder Biyung Indonesia
- Nona Ruhel Yabloy - Project Officer HKSR, NLR Indonesia
- Wihelimina Ice - Remaja Champion Program HKSR
Acara tersebut ditayangkan secara langsung melalui Official YouTube Channel Berita KBR dan radio jaringan KBR di Nusantara pada hari Rabu, 25 Mei 2022 pukul 09.00-10.00 WIB, dengan pembawa acara, Rizal Wijaya.
- HKSR, Hak Setiap Warga Negara Indonesia
Dalam sambutannya, Rizal Wijaya mengatakan jika setiap remaja mengalami masa pertumbuhan dari usia anak menuju dewasa yang membentuk setiap sosoknya menjadi unik. Masa ini biasa disebut sebagai masa pubertas, yang bisa menjadi masa-masa menantang sekaligus membingungkan dalam kehidupan remaja mana pun.
Jika remaja tersebut memiliki ragam disabilitas maupun OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta), pubertas dapat lebih menantang tidak hanya bagi remaja itu sendiri namun juga bagi keluarga, lingkungan, guru serta pendampingnya.
Pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi khususnya bagi remaja masih merupakan hal tabu untuk diperbincangkan di ranah publik. Padahal, HKSR merupakan hak bagi setiap orang tanpa terkecuali orang yang pernah mengalami kusta dan disabilitas karena telah diatur dalam undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.
- Program HKSR dari NLR Indonesia
Senada dengan Rizal Wijaya, Nona Ruhel Yabloy, Project Officer HKSR dari NLR Indonesia mengungkapkan jika HKSR sangat penting bagi remaja disabilitas dan OYPMK. Pasalnya, seiring berkembangnya usia, remaja disabilitas juga memiliki hak untuk mengetahui, melihat sebab perubahan yang terjadi pada dirinya secara seksual, seperti menstruasi atau mengalami mimpi basah.
Masih adanya stigma dan diskriminasi yang didapatkan oleh remaja disabilitas dan OYPMK dari orang terdekatnya, melalui program edukasi dan sosialisasi HKSR mereka juga mendapatkan support sistem yang positif tentang kesehatan seksual dan reproduksi di lingkungan sekitar.
Melalui program HKSR bagi remaja disabilitas dan OYPMK, mereka mengetahui tentang hak-hak kesehatan seksual dan reproduksinya sehingga mampu bersuara dan mampu melindungi dirinya. Mereka memperoleh edukasi dan sosialisasi HKSR dari sumber yang tepat sehingga tidak salah kaprah.
Baca juga:
Salah satu narasumber, Wihelimina Ice, remaja disabilitas asal Labuan Bajo, NTT. Ia mengungkapkan ketertarikannya mengikuti program HKSR yang dilaksanakan oleh NLR Indonesia. Melalui program tersebut, ia banyak mendapatkan materi, salah satunya membahas tentang seksualitas bagi disabilitas yang tidak pernah didapatkan sebelumnya.
Program Edukasi Hak Menstruasi Sehat
Stigma jika perempuan merupakan kontributor sampah terbesar di dunia, yakni kebutuhan kesehatan reproduksi salah satunya pembalut, Biyung Indonesia memulai membuat sebuah produk yang bisa berkontribusi untuk mengurangi sampah, yakni pembalut kain. Sayangnya dalam perjalanan ternyata yang bisa mengakses pembalut kain hanya sekitar 20% dari populasi perempuan.
Westiani Agustin, Founder Biyung Indonesia menyampaikan jika ada persoalan yang lebih kritis yakni tentang period properti, yaitu dimana perempuan ternyata tidak mendapatkan hak kesehatan seksual dan reproduksinya.
Berawal dari situlah kemudian Biyung Indonesia membuat program edukasi hak menstruasi sehat, termasuk donasi mengadakan pembalut kain gratis yang dibagikan kepada kelompok perempuan rentan yang tidak bisa mengakses hak menstruasi sehat.
Biyung Indonesia sendiri merupakan sebuah aktivitas dan usaha sosial yang berdiri sejak tahun 2018 dan bergerak di lingkup isu perempuan dan lingkungan dengan misi untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan pelestarian bumi.
Penutup
Dari acara talkshow yang diadakan oleh NLR Indonesia bersama Ruang Publik KBR yang mengangkat tema diatas, dapat diambil kesimpulan jika HKSR tidak hanya penting bagi orang dengan kehidupan normal saja.
Akan jauh lebih penting lagi bagi OYPMK dan remaja disabilitas mendapatkan hak-hak tersebut. Mereka juga memiliki hak yang sama sebagai warga Indonesia untuk mendapatkan perlindungan.
Rupanya masih banyak yang belum tau mengenai HKSR ini ya Mas. Jadi memang perlu terus digaungkan kepada masyarakat, terutama HKSR bagi OYPMK maupun remaja dengan disabilitas. Tulisannya memang selalu gurih dan enak dibaca. Keren hu
BalasHapusGurih, kayak rengginang di dalam kaleng biscuit khongguan, ya hu...
Hapus